babunegara works with microsoft forntpage

jjjjj

 

babunegara ngeblog!: Gak lucu atau mencobanya. Gak mutu atau maksain untuk itu. Bukan terobosan hebat karena blog ini hanyalah bukti saya lebih sering nganggur dibanding pegawai lain.

bangpay: Seorang anak, suami, kakak, sahabat dan rekan kerja. Tinggal dan bekerja di Ternate sebagai priyayi KORPRI di sini. Pecinta oblong, celana setengah tiang dan topi yang hidup bagai kecoa.

 

make|blog|not|war

 

profil bangpay

langganan pake RSS? (opo kuwi?)

 

 
 
Wednesday, July 25, 2007
(lagi) Kekerasan di IPDN
Gak gumun. Gak ngungun. Serius, kok saya gak kaget sama sekali ketika kemarin mendengar berita tentang penganiayaan yang dilakukan oleh para praja tingkat III IPDN terhadap seorang tukang ojek sampai akhirnya korban meninggal dunia. Ya, sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan gratis dari pemerintah di sini, saya kadung sebel! gaya sok-jagoan begini kan gak ada faedahnya sama sekali. Oke lah kalo mo sok jago di dalam kandang, ndak papa kok sok senior! Sok senior disini ya dengan cara lebih sering nraktir makan, bagi-bagi rokok, atau ndobos tentang masa depan di dunia kerja nanti. Lha nek sok jagoannya dengan cara adigang adigung adiguna ya saya ndak ikut-ikutan!



Di dalam kampus saja yang toh nantinya akan menjadi lulusan dengan pangkat dan golongan yang sama (hanya beda masa kerja jika menyangkut junior-senior) sudah begitu parahnya, lha bagaimana nanti di dunia kerja? Bagaimana juga nanti dalam melayani masyarakat?

Ada kenalan saya (yang saya benci) begitu ngantor di sebuah instansi pemda kampung saya kok ya jadi aneh. Tetangga saya yang sekantor sama dia sering cerita bagaimana soknya teman saya itu terhadap pegawai lain yang pangkat dan golongan serta tingkat pendidikannya lebih rendah darinya. Sedang kepada yang lebih tinggi malah over dalam hal nunduk-nunduk! Gombal Mukiyo tenan!!

Hidup kan cuman mampir ngombe tho? Mbok mari minum dari cawan kebijaksanaan sebanyak-banyaknya, bukan malah mendhem minum anggur sampai mabuk!

Ndak puas jadi jago kandang lalu mencoba melebarkan sayap ke luar kampus? Apapun alasannya kekerasan harus ditanggapi dengan bijak. Apapun penyebabnya, toh harus tetap pakai akal dan hati. Keroyokan tentunya bukan hal yang keren di mata perempuan, adik-adik semua!!!

Saya heran, kegiatan kampusnya ngapain aja sih? Jatah makanannya apa saja sih? Kok emosi tinggi semua???

"Mas, kalo sampeyan tiba-tiba didatangi orang gak dikenal yang minta rokok bagaimana, mas?"
"Ya bilang kalo saya gak merokok!!"
"Lha kalo mkaksa minta dibeliin rokok?"
"Ya belikan saja..."
"Kok gitu?"
"Lha iya tho?? cuman rokok lho... bukan minta celurit atau minta dibeliin berlian kan?"

Sumber: Media Endonesia
Gambar diambil dari sini.

Labels: , , ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 1:15 PM   4 komentar

Sunday, July 15, 2007
Bini: "Kok gak ngeblog? Sibuk pacaran lagi ya?"
Oke, saya memang lama sekali ndak ngeblog di sana-sini. Maksud saya, selain ndak ngeblog di internet, saya juga absen ngeblog di intranet instansi kantor saya. Sibuk sih enggak, tapi sibuuuuuuuuuuuuuk banget iya!

Belakangan bini juga nanyain kenapa ndak ada postingan baru. Lha saya kan ngungun alias bingung, wong ya komunikasi lewat ponsel lancar kok masih butuh jlentrehan abab saya dalam bentuk tulisan di blog?

Ternyata alasannya simpel. Kalo SMS atau nelpon saya ndak akan bisa ngeluarin kata-kata ndakik-ndakik tinggi apalagi romantis. Wong meski suami-istri kami ini punya julukan masing-masing yang hangudubilah noraknya. Panggilan kambing dan monyet kan gak ada romantis-romantisnya tho??

Oke saya ngeblog lagi.

Selain karena kesibukan saya juga lantaran jaringan internet yang belakangan susah sekali saya dapati. Sibuk apa sih saya?

Saya dan bala kurawa saya membentuk tim khusus yang terdiri dari para bujangan ataupun bujang geografis mempersiapkan moderenisasi kantor saya. Ke depan, secara bertahap semua kantor instansi saya bekerja akan ada embel-embel moderen. Dus kantor saya yang sekarang ini masih kantor tradisional.

Kenapa dipilih tim yang anggotanya bujang? Hal ini dilakukan karena kepraktisan saja. Ndak ada urusannya dengan gender lho ya, mbak? Sudah seminggu ini saya tinggal di kantor mengerjakan beberapa agenda menyambut persiapan moderenisasi tersebut. Bukan hal yang gampang.

Memaparkan data ternyata tak semudah yang saya bayangkan masa kuliah atau SMA dulu. Misalnya, jika saya seorang kepala desa lalu disuruh ngitung jumlah penduduk miskin selama beliau bertahta harusnya kan gampang saja tho? Tapi prakteknya ndak demikian. Ada etika birokrasi. Ini sih bisa-bisanya saya saja ngelambe dengan kata: etika birokrasi!

Nah, sebagai pembantu lurah saya harus memperhitungkan data yang akan saya paparkan nantinya tidak akan membuat Pak Camat marah ataupun Pak Bupati tiwikrama ngamuk kebakaran jenggot. Dus artinya saya harus membuat data tersebut nampak cantik.

Kata cantik di sini berarti jumlah orang miskinnya harus sesedikit mungkin. Namun tak selesai sampai disitu. saya juga harus memperhitungkan bahwa angka yang sedikit itu harus sudah termasuk angka fiktif yang nantinya akan menambah kantung harta Pak Lurah dari Tunjangan Beras Miskin. Itu baru satu contoh.

Namun saya bukan pegawai kelurahan. Silakan imajinasikan sendiri kira-kira kesulitan apa yang dihadapi oleh petugas pajak bodoh macam saya!

Eh sudah baca ini? Alhamdulillah akhirnya tunjangan kami naik. Banyak yang protes dan yang setuju tentunya cuman kami-kami ini. Yang protes tentu saja terlalu terbiasa melihat pegawai departemen keuangan apalagi pegawai pajak yang hidup serba mewah. Padahal di kantor saya jangankan mobil, wong sepeda motor dinas saja pada berebutan lho.

Artinya, nggak semua pegawai depkeu itu tajir! Bahkan saya sendiri sering nunggak mbayar listrik dan kontrakan. Begitu juga dengan pengalaman temen-temen sejawat saya di kota-kota lain. Ya buat kami-kami ini yang bersedia bekerja mengabdi di luar kota-kota besar sak-Endonesia tentunya kurang menarik buat para orang tua untuk dijadikan mantu.

Entah kemana saat ini kesan bahwa mendapat menantu Pegawai Pemda lebih baik nasibnya dari pegawai Depkeu. Hahahaha.. jika kawan saya yang barusan gagal nikah gara-gara masalah di atas mbaca ini, kacaulah saya!

Lalu apa timbal balik dari moderenisasi yang otomatis dibarengi dengan penambahan penghasilan? Harapannya sih profesionalisme dan kebersihan di tempat kerja. Ya beberapa teman di kantor moderen sering mengeluh karena semenjak beralih ke sistem moderen, mereka ndak bisa lagi memeras Wajib Pajak!

Komentar saya cuman: "Hah? Orang macam anda ternyata rakus uang juga?? Waduh!!". Lalu saya dapati rumah mewah rekan sejawat saya itu, mobil-mobilnya dan barang-barang lain yang tak saya miliki. Itu takkan bisa dia beli dengan gajinya seumur hidup. tapi dia bisa.

Lain lagi dengan teman saya yang justru sedikit mendapat hidayah (tanpa nonton sinetron Hidayah) lantaran masuk ke kantor moderen. Dia pernah sms: "kalo dengan penghasilan segini mah gue gak perlu nyari dari Wajib Pajak!!!". Lumayan positif-lah...

Saya percaya, bahwa sekeren apapun sistem dibuat oleh manusia tentunya ada loophole yang dimana akan tetap saja bisa menjadi celah bagi oknum yang kurang bertanggung jawab untuk melawan sistem. Itu lain soal... Toh ada sanksi dan punishment. Soal nanti sanksi jarang ditegakkan itu juga lain soal lagi.

Ya hidup memang tak hanya hitam dan putih saja. Ada banyak warna dan nuansa. Dan saya, insya Allah, akan tetap berusaha semeleh berserah diri dengan segala Ketetapan Gusti Kang Murbeng Dumadi, Allah SWT! Aamiin....

Jadi tidak ngeblognya saya lebih karena kesibukan atau jaringan internet yang tidak mendukung. Bukan lantaran punya pacar baru!!!!


Labels: , , , , , , ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 10:11 AM   5 komentar

Saturday, April 14, 2007
Buncitnya Saya dan IPDN

Walau telat tetap toh saya akan menulis menanggapi kasus yang lagi ramai di televisi dan media massa lain. Kasus IPDN memang ternyata bukan sembarang kasus. Bayangkan jika saat kasus itu merebak saya mencoba menghubungi salah seorang kenalan di sana lalu jawabannya adalah: "Plis, ojo takon sik yo.... Tunggu keadaan stabil dulu nanti baru kuceritain semuanya!"

Apa gak gawat kalo sampai begitu? Wong yang bikin Cliff Muntu mati ya bukan dia kok ya temen saya itu ketakutan? Segitu tingginyakah loyalitas para penghuni IPDN dari praja sampai para staf dan karyawannya??



Setelah kasus meninggalnya Cliff Muntu merebak, beberapa orang menanyakan pada saya lewat SMS tentang apakah kondisi sekolah kedinasan semuanya begitu? Salah satu penanya malah katanya punya adik yang sekolah yang khusus belajar tentang ikan tapi pake gaya militer, sehingga beliau bertanya apakah kampus saya dulu itu juga begitu...

Saya bingung bagaimana cara menjawabnya. Bukan lantaran ndak ada jawaban tapi biar jawabannya singkat padat dan jelas gitu loh! (penggunaan kosa kata "gitu loh" dimaksudkan agar pemilik blog terkesan gaul)

Lalu melihat kenyataan bahwa kebanyakan mahasiswa STAN mempunyai perubahan yang ekstrim semenjak kuliah menjadi manusia berperut besar, dan hal ini akan lebih ekstrim lagi saat masuk di dunia kerja maka saya jawab dengan kalimat:

"Ndak ada begituan di STAN kok. Buktinya perut kami pada buncit, wong ndak pake seragam press body apalagi push up! Dan di kampus kalo ada senior petantang petenteng mukulin orang lain (ndak harus junior) yo disikat saja... siapa takut?"

Saya menolak kekerasan berlebihan berkedok pendidikan dan pembelajaran. Saya menggunakan kata "kekerasan berlebihan" karena kadang untuk membentuk karakter memang dibutuhkan kekerasan. Itulah mengapa ibu saya memukul saya (pelan) dengan kemoceng jaman kecil dulu kalo saya males shalat.

Kekerasan di IPDN memang memilukan dan lebih lagi lantaran setelah hal itu terjadi ternyata bukannya membenahi diri tapi malah sibuk menutup diri.

Kalo ingat banyolan jaman kuliah dulu saya inget, mahasiswa STAN selalu ngeluh dengan kondisi kampus yang sangat meilukan. Wong bangku kuliahnya saja ada yang dari tahun 60-an. Jauh banget dibandingkan dengan kampus IPDN yang wah sekali itu. Dan anak STAN juga dikenal akrab dengan lingkungan sekitar, ndak heran kalo banyak yang lantas mendapat jodoh dengan penduduk sekitar.

Seorang kawan bilang: "Yo jelas... kampus kita kan pencetak calon pegawai keuangan, nah negeri kita kan miskin maka kampusnya harus mencirikan itu...."

Dulu saya pernah ingat kalo anggaran untuk kampus saya itu (tahun berapa ya, lupa) cuman lima miliar sedang STPDN saat itu jauh di atasnya. Makanya di STAN ndak heran lagi kalo jatah bukunya harus giliran dua orang satu buku. Kampus kere tenan...

Tapi ya itu... Saya kagum dengan penampilan praja-praja IPDN yang tegap dan kekar-kekar. Kalo almamater saya mah.. hehehehehe... jangan tanya! (makanya saya heran waktu ada teman yang bilang kalo pemukulan para praja junior itu salah satu manfaatnya adalah agar perutnya rata, PERLU DICOBA!!)

Labels: , ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 3:20 AM   26 komentar

Saturday, March 31, 2007
Hidup ini ya cuman adu kuasa
Hari jumat kemarin saya chat dengan seorang kenalan yang bekerja satu instansi dengan saya namun beliau ada di pulau jawa yang konon gemah ripah loh jinawi itu. Awalnya sebatas mbahas kesibukan masing-masing berhubung sekarang kantor kami sama-sama sibuk menyambut pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Masa Pajak 2006. Tapi chat itu berakhir keruh.

Kekeruhan itu dimulai saat saya mbahas tentang kelakuan orang-orang kantor saya yang sebenarnya berseberangan dengan idealisme saya namun toh saya merasa berkewajiban membela mereka lantaran kata-kata teman chat saya itu keterlaluan.

Saya: "Mas, kalo disana banyak dukun gak?"

Dia: "Maksudmu pegawai pajak yang buka praktek jadi konsultan pajak gelap yang tugasnya membuat Laporan Pajaknya Wajib Pajak gitu?"

Saya: "Ya...."

Dia: "Wah!! Disini sedikit, selain malu dan gak profesional juga ngapain begituan sih? Toh duitnya gak seberapa... Kalo di situ gimana, Pi'i?"

Saya: "Banyak, mas... malahan hampir semuanya..."

Obrolan lalu bertambah sengak.

Dia: "Weh kok orang-orang kantormu pada rakus semua? Apa ndak cukup sabetan dari yang lain-lain?"

Saya: "Wah setahu saya sih dibandingin kantornya mas disini amat teramat jarang yang bisa disabet."

Dia: "Mosok sih?"

Saya : "Betul... lha dibanding betawi kayak kantor sampeyan, ternate itu kan ndak ada apa-apanya tho? Mau nyabet sekelas kantor sampeyan? Wooooo..."

Obrolan makin memanas.

Dia: "ya ndak, aku heran saja wong disana ya kebutuhan kan ndak begitu banyak macemnya, paling-paling cuman kebutuhan pokok saja. Lha katamu ndak ada mall, hipermarket lho... Jadi penduduk ternate ya ndak punya kebutuhan akan entertainment terlalu banyak dibanding penduduk jakarta."

Saya: "Weh! Apa bener sih orang jakarta mikirnya begitu doank? Tiap ada pejabat betawi kesini komentarnya selalu begitu. Memang ndak ada mall, memang ndak ada kafe-kafe mewah atau apalah buat nongkrong buang duit tapi mereka selalu tutup mata saat dikasih tahu kalo harga kacang panjang itu seribu rupiah per batangnya! Jadi biasanya satu ikat kacang panjang berharga lima ribu rupiah dan hanya berisi lima batang!!!!"

Dia: "Pokoknya orang-orang kantormu sontoloyo!"


Ya, seorang koruptor akan mentertawai pencuri ponsel yang dimassa lantaran ketahuan tho? Seperti halnya cowok ganteng yang naksir wanita yang sudah punya pasangan akan menggunakan tag line: "ayolah, apa saya kurang ganteng? kurang apa saya dibanding dg pacarmu sekarang?"

Sampeyan demen acara empat matanya Tukul Arwana? Mas Yayan pernah mbahas, jangan-jangan itu arogansi kita lantaran dalam hati merasa: wah ada juga orang yang lebih jelek dari kita, dan harus jual kejelekan sedemikian rupa untuk makan.

Kita hanya bisa ngece, ngece dan ngece. Tukul dalam mengisi acaranya yo cuman diisi dengan umpatan terselubung. Memang baik kalo dilihat dari sudut pandang orang kecil bisa juga ngerasani yang lebih mapan. Tapi yang nonton acaranya tukul ya bukan cuma orang kecil. Orang kecil ngumpat sekali, orang gede ngumpat dua kali dengan kualitas dua level di atasnya.

Jadi, jangan heran! Takutnya jika ternyata orang yang pada korupsi gede-gedean itu sebenarnya takut kalo korupsi kecil-kecilan akan dihina koruptor yang lebih kakap. Gengsi donk??!! Pada akhirnya menghina saja akan membentuk mata rantai yang mirip birokrasi.

Hehehe... dengan begini banyak juga ya yang bisa saya hina semena-mena!!! Puas? Puas? Puas?

NB: Gambar diambil dari sini

Labels: , ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 4:32 PM   2 komentar

Makhluk Sialan Bernama Birokrasi
Banyak sekali yang bertanya kenapa pula istri saya tidak pindah saja ke ternate menemani saya. Jujur, lama-lama pertanyaan itu menjadi semacam intimidasi buat saya. Mungkin buat kawan-kawan saya ada yang mulai berpikir bahwa sebenarnya istri saya itu ndak pingin pindah ke ternate lantaran terlalu terpencil. Tidak, bukan itu.

Mari kita bicara tentang birokrasi. Bicara tentang usaha memindahkan istri saya artinya harus berbicara tentang birokrasi. Istri saya juga seorang PNS. Dus, harus melewati birokrasi untuk mengurus surat kepindahannya mengikuti saya. Dan itu tak mudah, sodara-sodara. Harusnya sih mudah, apalagi secara teori.

Kemarin istri saya nangis sesenggukan mengadu kelakuan orang-orang yang dikenalnya secara pribadi yang telah keterlaluan merobek-robek kepercayaan istri saya itu.

Ceritanya banyak, yang paling up-to-date adalah ketika istri saya (sekali lagi) mengurus kepindahannya. Konon berkas-berkas itu harus dikirim ke jakarta. Saat dia hendak mengirimnya melalui jasa pengiriman barang agar cepat sampai, salah satu BOS-kecilnya bilang:

"titipkan saja padaku agar berkas itu bisa lebih cepat sampai ke betawi karena daku juga hendak pergi kesana ada urusan dinas??"

Istri saya langsung setuju, toh bapak itu baik. Yang terjadi kemudian adalah setelah hari itu berlalu sekian lama, istri saya bingung lantaran belum ada kabar pindah juga. Ternyata berkas-berkas yang sedianya dititipkan masih ada di laci BOS kecilnya itu. Dan tak ada penyesalan apalagi permintaan maaf dari beliau setau saya.

Tak banyak alasan yang bisa dipakai bagi seorang PNS untuk pindah tempat kerja diluar mutasi regulernya. Lain jika kita bicara PNS pemda, saya tak tahu terlalu banyak soal itu. Tapi tentang PNS pusat macam saya, mutasi istri dengan alasan ikut suami bertugas adalah hak yang wajar. Ndak ada yang aneh dengan itu.

Beberapa hari lalu konon di tingkat kanwil manado, SK mutasi istri saya tinggal ditandatangani. Lumayan lega mendengar kabar itu. Ternyata, wooo semprul! Bagian kepegawaian berujar gak jelas bahwa istri saya harus nunggu ada pegawai dari ternate yang mau pindah ke gorontalo dulu agar bisa terjadi pertukaran pegawai.

Busyet!!! Ini mutasi pegawai bung! Bukan pertukaran pelajar!!!!

Teman saya bertanya, apakah hal ini terjadi lantaran tidak ada uang di dalam berkas istri saya? Saya katakan: "Iya, tak ada uang sabun, uang rokok atau uang apapun!"

Maklum, saya dan istri saya ini suka sok anti KKN sehingga berprinsip: "Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai sekarang". Ya, saya lebih iklhas kepindahan istri saya tertunda jika alasan penyebab itu semua adalah karena saya dan istri saya tak memberi uang rokok atau uang pelicin!

Serumit inikah birokrasi kelas coro di Endonesia??? Sampeyan tentu tahu, bikin KTP saja rumit. Apa-apa kok dibikin susah, pantas saja Endonesia susah sukses....

Saya jadi inget film Hitchhiker's Guide To The Galaxy di situ ada tokoh ras alien bernama bangsa Vogon yang dijabarkan dengan sifat sangat birokratis. Dalam film bahkan dijelaskan seberapa birokratis mereka dengan kalimat:

Vogons. They are one of the most unpleasant races in the galaxy. Not actually evil, but bad-tempered, bureaucratic, officious, and callous. They wouldn't even lift a finger to save their own grandmothers from the ravenous Bug-Blatter Beast of Traal without orders signed in triplicate, sent in, sent back, lost, found again, queried, subjected to public inquiry, lost and finally buried in soft peat for three months and recycled as firelighter. On no account should you allow a Vogon to read poetry to you.

Saya cuman bisa senyum kecut membayangkan hari-hari saya yang akan lebih panjang, gersang dan sepi tanpa istri saya. Setan alas tenan!!!

Seorang kawan lagi berujar:

"Ayolah... dengan friend circle-mu mosok kamu ndak bisa nelpon betawi buat ngasih pelajaran ke orang sialan di kepegawaian itu???"

Tidak. Saya tak mau... biar saja. Anggap saja orang itu sedang menghalangi seorang istri yang hendak menemani suaminya, mengabdi padanya, dan menjadi makmum dalam setiap shalat suaminya. Sampeyan tahu, pejabat mana yang berhak menghukum orang itu tho???

Buat istriku, sabar... sabar.... Ojo nangis terus....

Gambar marvin diambil dari sini

Labels: , , , ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 8:18 AM   11 komentar

Friday, March 09, 2007
"Ojo numpak pesawat larang!"
Itulah yang oleh teman saya dengung-dengungkan. Ajakan untuk jangan naik pesawat berharga tiket mahal tentu gara-gara terbakarnya pesawat garuda kemarin lalu. Dan dari gaya bahasanya yang pake acara diterjemahkan segala padahal dia tahu saya juga pengguna bahasa jawa berarti dia mengirim pesan singkat ke lebih dari satu orang, atau jangan-jangan ke seluruh nomor yang ada di buku telepon ponselnya.
Tak dipungkiri pesawat garuda telah lama menjadi ikon kebanggaan di bidang dunia penerbangan indonesia, makanya berani matok harga tinggi (selain lantaran memang ndak bisa murah lagi, segitu saja negara masih nombok je!). Di sekitar saya yang sering menggunakan pesawat sebagai alat transportasi bahkan menganggap terbang bersama garuda merupakan prestise tersendiri. Lha kalo begini kan rekan-rekan kerja saya pada rendah hati dan tidak sombong semua wong nrimo ndak maksa naik garuda kalo dinas luar. Ya selain tidak sombong mungkin lantaran sengaja mencari angkutan udara murah agar sisa biaya dinasnya bisa dibeliin oleh-oleh pista, tipis tapi rata.

Awal 2007 tentunya makin menguatkan opini bahwa penerbangan murah beresiko tinggi kecelakaan dengan hilangnya pesawat adam air. Ya garuda jarang kecelakaan. Teman saya yang belakangan SMS agar jangan naik garuda itu, awal tahun 2007 SMS agar saya jangan naik penerbangan yang murah, takut ilang katanya.

"Tuh liat adam air ilang!!!!"
Serba salah!

Naik penerbangan murah nanti tenggelam di laut. Naik yang mahal nanti kobongan terbakar. Gusti, paringono aji-aji slaman slumun slamet!!!!

Gambar diambil dari sini

Labels: , ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 5:53 AM   8 komentar

Sunday, March 04, 2007
Republik Mimpi Strikes Back
Sampeyan tentunya tahu acara republik mimpi di Metro TV yang merupakan sempalan dari acara sebelumnya bertajuk republik BBM di indosiar. Dan jika sampeyan up to date dengan berita tentunya tahu tho kalo acara tersebut sedang panen keritik dan somasi.

Disitus resminya disebutkan apakah acara tersebut akan kembali hadir ditengah serbuan somasi itu tergantung hari minggu tanggal 4 maret 2007, apakah acara tersebut ada atau tidak. Saya bener-bener penasaran sehingga dari tadi nongkrong di depan tivi menunggu acara tersebut.

Dan… Eng ing eng!!! Republik mimpi strikes back!

Dengan angka angka, salah satu pengisi acara republik mimpi (RM) bahkan memaparkan angka angka perbandingan pujian dengan hujatan kepada pemerintah dan tentu saja angkanya membela acara RM.

Tak tanggung-tanggung bintang tamu acara malam ini adalah juga termasuk para wartawan dan Pakde Amien Rais. Nampak seperti mencari perlindungankah?

Lho jika menkominfo boleh berlindung dengan payung hukum protokoler kepresidenan, kenapa RM tidak boleh mencari massa untuk berlindung?

Ada quote-quote menarik yang dipaparkan, salah satunya adalah:
“Jika pemerintah boleh menganggap ketegangan elit politik belakangan yang berhubungan dg pemberantasan korupsi boleh melakukannya dengan bergurau, kenapa republik mimpi tidak boleh bergurau?”



Maaf saya ndak tahu teks aslinya tapi begitu kira-kira maksudnya.

Dan quote menarik dari Amien Rais adalah:
“Suatu kekuasaan atau rezim yang mulai menggunakan power kekuasaannya untuk membredel kritikan terhadap dirinya, itu tandanya kekuasaannya tidak akan lama lagi…”

Bagi saya, wah wong negoro ini memang sudah ajur lebur kok. Sing ora edan ora keduman (yang gak gila gak kebagian) jadi saya ndak mau komentar banyak tentang njenggurengnya pemerintah lantaran dikritik oleh acara TV.

Wong acara hantu, acara berita kriminal yang memberi ide baru dalam modus operandi kejahatan, sinetron yang makin ndak jelas, ya ndak diapa-apain padahal sudah jelas merusak rakyat kok acara menyindir pemerintah langsung mau disunat…

Jadi kalo bikin acara bikin goblok masyarakat itu boleh, tapi kalo nyindir sing mbaurekso negoro yo disunat!

Nah, jaga-jaga kalo acara ini bener-bener disetop, sebagai antisipasi kekangenan sampeyan bisa ndonlot theme song-nya di sini. Mo ikut nyanyi?

Kita Semua Harus Ngerti
Negeri Ini Masih Susah
Tapi Kita Jangan Menyerah
Lihat Sisi Terangnya

Kritik Itu Biasa
Manusia Ada Lemahnya..
ha.. ha..
Ayo Kita Semua,
Bangun dari Mimpi
Berbuat Segera,
Sekecil Apapun

Selamat Datang Di Republik Mimpi
We Welcome You To The Dreaming Country

Kita Semua Harus Ngerti
Berbeda itu Sah Saja
Tapi Kita Tetap Sebangsa
Satu Nusa Satu Bahasa
Kritik Itu Biasa
Kita Juga Ada Lemahnya

Mimpi Sini-Sana, Asal Terlaksana
Janji Sini-Sana, Asal Bijaksana

Selamat Datang Di Republik Mimpi
We Welcome You To The Dreaming Country

Selamat Datang Di Republik Mimpi

Jadi ingat warkop, tertawalah sebelum tertawa itu dilarang. Tertawalah, sebelum mau tertawa saja bisa kena somasi!!!

Labels: ,


baca selengkapnya..

ditulis oleh bangpay @ 9:00 AM   7 komentar

HALAMAN|DEPAN

 

TEMPAT|CUAP-CUAP

 

nama :
rumah :
omongan :
 
:) :( :D :p :(( :)) :x

TULISAN|SEBELUMNYA

ARSIP|LAMA

 

 

 

| Pengunjung | Feeds | Technorati | Oggix | Photobucket | Imageshack.Us | Kampungblog | Blogger | Blogfam | RSS | Kelakuan |

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia