Saturday, July 28, 2007 |
Melepas Status Bujang Geografis |
Akhirnya dengan sedikit berat hati dan banyak tekanan mental, saya harus melepas status saya sebagai bujang geografis di pulau ternate ini.
Istri saya yang tercinta akhirnya mendapat kepastian pindah mengikuti suaminya yang ganteng nan rupawan ini. Hal ini sudah dipastikan via telpon tadi jam 9 pagi.
Di balik sana suara bini saya bener-bener keliatan excited dengan mutasinya itu. Sedang saya? Dengan pindahnya bini saya tentunya akan membuat waktu leyeh-leyeh glethakan rebahan di depan TV waktu hari libur menjadi sirna, tidur di kantor juga bakal ndak bisa, pipis depan rumah juga pasti jadi haram, atau ngupil seenaknya jelas bakal menimbulkan prahara di bukit menoreh (anyone know what the hell bukit menoreh was?)
Bini, kusambut dirimu dengan segala cintaku! Aku senang akhirnya kita bisa bersatu....
Labels: bini, sawang-sinawang hidup
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 12:54 PM |
|
|
Thursday, July 26, 2007 |
Pejabat Coret Mental Gembel |
Kadang saya bingung dengan diri saya (tentu saja orang lain pun sering bingung tentang saya). Di satu sisi kadang kalanya saya anti dengan hal-hal yang bersifat darurat, tapi saya juga sering kali bertingkah macam gembel. Percaya atau tidak saya sering sekali tidur di kantor. baik sekedar untuk lembur atau memang lagi ndak mau pulang ke rumah (toh saya ini bujang geografis).
Saya kok jadi sering ngelamun, seandainya saya kerja di hotel tentunya minimal bisa menikmati kasur yang enak di kantor sendiri. Ah sekedar angan-angan.
Bagaimanakah saya tidur di kantor saya?
Tentunya di kantor saya tidak ada yang namanya tempat tidur. Jadi tidur di kasur sudah sangat jarang saya lakukan. Jika saya dipasrahi kunci ruang server tentunya akan nikmat karena bisa molor di atas karpet (agak) tebel dan AC yang sejuk. Kalo tidak?
Kantor saya ini kantor darurat, karena bangunan yang lama sedang di bangun kembali setelah dianggap tidak layak untuk digunakan. Nah di kantor sementara yang dulunya bekas minimarket ini, tak ada musholla! Ya, kantor memang dekat dengan masjid jadi buat apa bikin mushola. Nah biasanya kan (dimana-mana) yang namanya musholla kantor akan menjadi tempat pelarian paling nyaman untuk tidur-tiduran siang meluruskan pinggang meski sudah ada larangan tidur di situ.
Jadi di kantor saya tidur beralaskan kardus bekas, potongan karpet sisa atau bahkan kertas koran bekas!!!!
Alhamdulillahnya saya dianugerahi kemampuan untuk tidur dimana saja (mengingat saya pernah ketiduran di kamar mandi) jadi tidur di kantor tetap ada nikmat-nikmatnya buat saya.
Dimana tho nikmatnya mas?
daripada ketiduran dengan posisi duduk, tidur di atas koran tentunya akan lebih nikmat. Daripada insomnia kayak hobinya bini saya, tidur di atas kursi lipat yang disusun sedemikian rupa tentunya bagaikan mukjizat!
Omong-omong soal tidur dengan kursi lipat, postur tinggi tubuh saya ternyata bisa muat tidur dengan nyaman hanya dengan dua buah kursi lipat!! Sebuah prestasi membanggakan? Tidak juga, namun saya seringnya suka senyum-senyum geli memikirkan betapa baiknya Gusti Allah sama saya....
Bagaimana tidur sampeyan tadi malam? Labels: ahli, ndeso, penampilan, sawang-sinawang hidup, sugih tanpa banda
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 1:21 PM |
|
|
Wednesday, July 25, 2007 |
(lagi) Kekerasan di IPDN |
Gak gumun. Gak ngungun. Serius, kok saya gak kaget sama sekali ketika kemarin mendengar berita tentang penganiayaan yang dilakukan oleh para praja tingkat III IPDN terhadap seorang tukang ojek sampai akhirnya korban meninggal dunia. Ya, sebagai orang yang pernah mengenyam pendidikan gratis dari pemerintah di sini, saya kadung sebel! gaya sok-jagoan begini kan gak ada faedahnya sama sekali. Oke lah kalo mo sok jago di dalam kandang, ndak papa kok sok senior! Sok senior disini ya dengan cara lebih sering nraktir makan, bagi-bagi rokok, atau ndobos tentang masa depan di dunia kerja nanti. Lha nek sok jagoannya dengan cara adigang adigung adiguna ya saya ndak ikut-ikutan!
Di dalam kampus saja yang toh nantinya akan menjadi lulusan dengan pangkat dan golongan yang sama (hanya beda masa kerja jika menyangkut junior-senior) sudah begitu parahnya, lha bagaimana nanti di dunia kerja? Bagaimana juga nanti dalam melayani masyarakat?
Ada kenalan saya (yang saya benci) begitu ngantor di sebuah instansi pemda kampung saya kok ya jadi aneh. Tetangga saya yang sekantor sama dia sering cerita bagaimana soknya teman saya itu terhadap pegawai lain yang pangkat dan golongan serta tingkat pendidikannya lebih rendah darinya. Sedang kepada yang lebih tinggi malah over dalam hal nunduk-nunduk! Gombal Mukiyo tenan!!
Hidup kan cuman mampir ngombe tho? Mbok mari minum dari cawan kebijaksanaan sebanyak-banyaknya, bukan malah mendhem minum anggur sampai mabuk!
Ndak puas jadi jago kandang lalu mencoba melebarkan sayap ke luar kampus? Apapun alasannya kekerasan harus ditanggapi dengan bijak. Apapun penyebabnya, toh harus tetap pakai akal dan hati. Keroyokan tentunya bukan hal yang keren di mata perempuan, adik-adik semua!!!
Saya heran, kegiatan kampusnya ngapain aja sih? Jatah makanannya apa saja sih? Kok emosi tinggi semua???
"Mas, kalo sampeyan tiba-tiba didatangi orang gak dikenal yang minta rokok bagaimana, mas?" "Ya bilang kalo saya gak merokok!!" "Lha kalo mkaksa minta dibeliin rokok?" "Ya belikan saja..." "Kok gitu?" "Lha iya tho?? cuman rokok lho... bukan minta celurit atau minta dibeliin berlian kan?"
Sumber: Media Endonesia Gambar diambil dari sini. Labels: kekerasan, ndeso, pemerintah, sawang-sinawang hidup
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 1:15 PM |
|
|
Sunday, July 22, 2007 |
Asmuni Wafat, (bukan) Hil Yang Mustahal! |
Satu lagi pelawak Endonesia berpulang. Asmuni yang tenar dengan kumis bak Charlie Chaplin namun selalu tampil berblangkon dikabarkan telah meninggal hari sabtu, 21 Juli 2007 di kediamannya di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur pada usia 76 tahun.
Rencananya jenasah anggota senior kelompok lawak Srimulat ini akan di makamkan di Jombang, Jawa Timur yang merupakan tempat kelahirannya pada hari minggu ini.
Sebelumnya Asmuni sempat di rawat di RS Rekso Waluyo Mojokerto karena sakit jantung, komplikasi ginjal dan asam urat yang dideritanya namun lalu dirawat di rumah karena kangen dengan anak-cucunya.
Buat saya yang hidup "melek" di tahun 90-an tentunya hanya mengenal Asmuni secara sekilas. Lawakan Asmuni yang saya saksikan mungkin hanya lewat siaran TVRI. Dari situlah saya kenal istilah Asmuni, Asal Muni (Muni: Bunyi) atau diplesetkan menjadi Asu Muni (Asu: Anjing).
Dan karena masa-masa saya menyaksikan Asmuni di usianya yang sudah sepuh tentunya lakon-lakon yang diperankan selalu sebagai orang tua yang bijak namun sesekali konyol. Berbeda dengan pelawak Jojon yang sampai tua selalu kebagian peran yang menjadi bahan ejekan pemeran lainnya.
Entah benar atau tidak, saya dan teman saya (yang saya hubungi via SMS) sepakat bahwa dari Asmuni-lah kami mengenal istilah: Hil Yang Mustahal!
Selamat Jalan, Mbah Asmuni.....
Bacaan Lain: Wasiat Asmuni: Ingin Dimakamkan Dekat Orang Tua Labels: obituary
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 8:09 PM |
|
|
Saturday, July 21, 2007 |
Korelasi antara Jenggot dengan Pemberontak |
Saya nyadar bahwa belakangan berat badan saya naik lagi dan membuat tubuh saya makin keliatan lebar. Bukan satu-dua yang nyindir saya, tapi di kantor saya bahkan beberapa Wajib Pajak juga ikut-ikutan menyindir kondisi saya saat ini.
Saya ini dari dulu terkenal sekali malas sisiran. Untuk hal satu ini saya pake prinsip WYSITMWIWUIWYGITO !!!!! Beda dengan WYSIWYG, WYSITMWIWUIWYGITO mempunyai kepanjangan: What You See In The Morning When I Wake Up Is What You Get In The Office !!!!
Makanya sebulan sekali saat bertandang ke tukang pangkas rambut langganan saya, saya tinggal order:
"Uda, biasa! Potong biar saya ndak usah sisiran!!!"
Apa sih efeknya cukur pendek bagi saya? Dengan model rambut ala kadarnya begitu, maka saya akan makin keliatan tembem. Seolah-olah di jidat saya akan terpampang tulisan: "GEMUK" dengan sangat jelasnya. Beberapa orang yang biasa memanggil saya bangpay bahkan ada yang mengganti panggilan saya menjadi: "BANGPAO" yang tentu saja plesetan dari Bakpao.
Nah ceritanya beberapa minggu lalu pas potong rambut bulanan, Tukang Cukur Langganan saya yang asli Solok, Sumbar itu tumben-tumbennya menawarkan agar saya dipotong saja jenggotnya. Biar lebih rapi, katanya.
Saya nurut saja.
Setelah selesai, barulah penyesalan datang. Apa pasal?
Gara-gara ndak punya jenggot, saya makin keliatan gemuk! Ya, jenggot yang selama ini menutupi lemak di dagu saya, dus menandai dagu saya akan keliatan aneh tanpa jenggot. Ternyata dagu saya hampir-hampir tak kentara tanpa jenggot. Whelhadalah...
Sebenarnya niat memotong habis jenggot saya sudah ada sejak lama. Hal ini dikarenakan, seringnya baik rekan-rekan saya maupun saya sendiri mendapatkan pengalaman yang kurang mengenakkan dan kurang sopan saat hendak memasuki bandar udara (di Endonesia) dengan adanya jenggot di dagu kami.
Kebayang kan misalnya pas kita udah terburu-buru mau check-in karena pesawat hampir take off eh kok malah mendapat pemeriksaan berlebihan, beda dengan penumpang lainnya. Lha kalo yang meriksa badan itu cewek cakep sih gak papa, lha kalo apes? Dapatnya laki-laki yang sok penting dan sok tegas.... galaknya itu lho! Padahal sama-sama makan nasi....
Kembali ke jenggot.
Oke. Tentunya saya berlebihan jika saya sampai gusar ngadepin urusan jenggot ini. ledekan temen sekantor? Okelah masih bisa ditolerir. Namun kemarin pas hari jum'at eh kok ya ada Wajib Pajak yang nyeletuk:
"Wah... cukur jenggot ya, pak??? Jadi keliatan Gemuk!"
Enough, i said! This jenggot matters kill me! Mulai saat ini demi kemaslahatan bersama, saya akan numbuhin jenggot saya meski cuman seadanya dan keliatan pating cringih!
Seorang teman menasehati: "makanya, biar dagumu gak gemuk, mbok kalo disuruh bos itu nurut dan ngangguk-angguk terus tho... jangan ngeyel!! Nanti kan dagumu bisa rata! Liat tuh... pegawai yang 'berani' sama atasan kan dagunya tebel semua... ayo latihan ngangguk dan nunduk!! Huahahahaha".
By the way, kalo bulu ketek juga dicukur gundul apa bakal menimbulkan efek visual yang nampak lebih endut?
Foto: diri sendiri, diambil menggunakan kamera ponsel Nokia 6600, seminggu setengah setelah dicukur. Labels: penampilan, sawang-sinawang hidup
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 12:51 AM |
|
|
Tuesday, July 17, 2007 |
Membuat NPWP untuk kepentingan umat |
Sepulang shalat jumat beberapa minggu lalu dan makan siang, saya kembali ke kantor. Kantor masih lengang hanya nampak beberapa orang. TPT (tempat pelayanan terpadu, tempat utama pelayanan terhadap Wajib Pajak) masih tutup. Saya lihat ada seorang bapak-bapak berjenggot panjang mondar-mandir didepan meja TPT. Bapak tersebut saya samperin.
"Ada perlu apa, pak? Barangkali bisa saya bantu?" tanya saya sesopan mungkin.
"Kok belum ada orangnya, mas?" jawab beliau, bukan jawaban atas pertanyaan saya tadi.
"Oh, soalnya masih jam istirahat, maklum hari jumat.... mungkin baru selesai shalat jumat, mau ketemu dengan siapa?" jawab saya lagi.
"Ooooo.. ini, saya mau bikin NPWP, mau nanya syarat-syaratnya!" jawab bapak tersebut, lagi-lagi tidak sinkron dengan pertanyan saya.
"Hmm... NPWP untuk Orang Pribadi atau untuk Badan, Pak?
Gusti Allah juga Maha Humoris ternyata. Saya yang dari pagi bermuram durja diberikan hiburan yang tak terduga. Sang bapak tadi yang merupakan pimpinan sebuah organisasi sosial keagamaan yang hendak membuat koperasi menjawab:
"Insya Allah untuk kepentingan Umat, mas...."
Alhamdulillah... Hari ini benar-benar indah! Huahahahahaha...
Keterangan: ditulis 08 juni 2007 di blog intranet pajak namun baru dipindah disini sekarang. kok postingan ini kayak penyuluhan perpajakan yang terselubung ya?? hahahaha..
Labels: pajak, sawang-sinawang hidup
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 4:51 AM |
|
|
Monday, July 16, 2007 |
Tim Arab Saudi dan Turunan Nabi |
Tadi siang saat makan siang di warung murah pinggir jalan saya bertemu dengan kenalan saya. Seperti biasa dia bertemu saya saat belum makan. Saya ajak dia makan, tapi ditolaknya halus. Saya langsung tersadar biarpun dia itu terkenal susah makan lantaran uang di dompetnya sangat minim, tapi dia juga terkenal ribet dalam urusan makan. Too picky.
Ya rupanya tempat makan langganan saya ini kurang memenuhi standar beliau.
Ya tempat ini juga tidak bisa juga disebut warung, wong hanya berupa gerobak makanan yang diletakkan di pinggir trotoar yang lalu di kanan kirinya ditutupi dengan kain bekas spanduk, ditambah sebuah meja dan beberapa kursi plastik, hupla!! jadilah sebuah warung.
Akhirnya saya membelikan sebungkus rokok untuk bekal teman saya yang nyentrik itu.
"Makasih, bang... heran... petugas pajak kok makannya kayak gembel!!"
Ceritanya beliau ini sedang ikut menjadi sukarelawan mengumpulkan dana sumbangan untuk para korban bencana alam meletusnya gunung gamkonora di kecamatan Ibu, Kabupaten Halamahera Barat.
"Wah. Sampeyan ini bener-bener hebat. Kemarin pas musim bola sampeyan keliling door to door minta sumbangan buat beli cat, spanduk dan bendera-bendera yang bahkan bukan bendera merah putih. Trus pas kapan itu saya liat sampeyan juga lagi berdiri di jalan meminta sumbangan kepada setiap kendaraan yang lewat untuk bantu-bantu bikin masjid. Lha kemarin sampeyan juga sibuk ngumpulin uang untuk beli bendera merah putih yang gedeeeeeeee banget wong pas momen-nya dengan piala asia..." ujar saya sambil mengunyah tempe goreng.
"Ya, namanya juga pengangguran, mas... Kalo gak nyari kesibukan nanti bisa stres dan gila! Lagian selain gila bola, saya kan juga merasa kasihan dengan masjid yang pembangunannya gak rampung-rampung atau para korban gunung gamkonora yang diurusi seadanya saja..." jawab beliau sambil menghisap rokok pemberian saya dalam-dalam.
"Hehehehe.. tapi Endonesia kalah itu lawab arab saudi..."
"Lho... wajar tho, mas kalo kalah! Kalo menang baru mengherankan..."
Saya agak kaget dengan cara beliau mengambil kesimpulan. Tapi lalu...
"Namanya juga arab, mas... turunan nabi! Ya hebat-hebat...."
Ini baru analisa yang hebat. Di otak saya, teori konspirasi yang ada cuman sebatas bahwa pertandingan antara endonesia vs arab saudi itu sengaja dimenangkan oleh arab karena kepentingan politis kemanusiaan. Tahu tho kalo wasitnya juga arab? Nah Negara para pemain yang melawan Bambang Pamungkas cs. dan negaranya wasit tersebut kan sama-sama direpotkan banyaknya TKI dan TKW.
Jadi Endonesia diancam kalo menang nantinya TKI dan TKW bakal diusir semua. (analisa ngawur ini adalah hasil sms antara saya dengan ipung dan bungky saat pertandingan tersebut berlangsung, dan tebakan saya 2-1 untuk arab benar!!!). Whe lha kok teman saya malah menganalisa kekalahan Tim Nas Endonesia lebih disebabkan karena Tim Arab Saudi itu turunan Nabi Muhammad!!!
Maaf saya belum bilang kalo teman saya ini agak-agak gila, tapi toh tidak membahayakan dan masih bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Iseng saya bertanya:
"Lha gampangan mana ngumpulin uang untuk pengungsi Gamkonora dan pembangunan masjid dibandingin dengan ngumpulin uang buat sepak bola?"
Jawabannya tentu sampeyan semua bisa menebaknya. Sepak Bola! Labels: ndeso
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 3:47 AM |
|
|
Sunday, July 15, 2007 |
Selamat Pagi, Gamalama! |
Apa jadinya kalo sampeyan tinggal berdekatan dengan jejeran gunung berapi dan salah satunya tengah meletus?
Saya yang tinggal di ternate -yang sebenarnya tidak nampak seperti sebuah pulau namun tinggal di kaki Gunung Gamalama yang masih aktif hingga kini itu- mau tidak mau jadi sedikit waspada. Kenapa?
Setelah Gunung Gamkonora meletus, banyak yang bilang: "kalo nanti Gunung Ibu ikut meletus tandanya kita (orang ternate) harus siap ngungsi!!"
Sebagai pendatang tentunya saya bingung bagaimana penduduk asli bisa bertahan tinggal di pulau terpencil yang apa-apa serba mahal karena tak punya lahan pertanian, padat penduduknya dan mempunyai ikatan erat dengan pulau ini sampai-sampai secara turun menurun mempunyai keinginan untuk tidak meninggalkan pulau yang kalo dikelilingi dengan mobil akan selesai kurang dari sejam ini.
Tapi masalah kecintaan mereka toh bukan urusan saya. Gunung Gamalama terakhir menunjukkan keperkasaannya tahun 90-an. Dan beberapa orang yang saya tanyai, mereka tak mengungsi namun malah menonton proses letusan Gunung Gamalama.
Pulau ternate yang sangat imut itu memang unik. Bayangkan ukurannya yang sangat kecil tapi yang dihuni oleh masyarakat hanya pada salah satu sisinya, yaitu sisi timur. Wilayah yang jarang di huni disebut dengan daerah belakang gunung. Dulu saya bingung, kenapa mereka lebih memilih tinggal berdesakan di sebelah timur daripada tinggal di sebelah barat.
Jawabannya ternyata mudah saja. Daerah yang jarang dihuni adalah jalur aliran lahar gunung gamalama! Dan wilayah barat pulau tentunya berhadapan langsung dengan lautan luas dan hal ini merupakan daerah yang (lebih rawan) tsunami dibanding dengan wilayah timur yang tertutup pulau halmahera.
Tulisan saya ini bukan hasil penelitian ilmiah lho ya... Ini cuman hasil ngobrol dengan penduduk asli yang sudah pada sepuh sembari main gaple!
Apa pengaruhnya setelah Gunung Gamkonora di Kecamatan Ibu, meletus?
Tiap pagi saya dengan mata masih ngantuk akan keluar rumah dan memandangi Gunung Gamalama dengan penuh pengharapan agar gunung tersebut tidak batuk. lalu merenung betapa bersyukurnya saya Gunung Gamalama masih baik-baik saja. lalu merenung lagi....
Ah kok saya makin suka merenung? Makin tua? Sehingga makin suka ngunduh kawicaksanan? Ayaaak, Gombal!!!
Labels: sawang-sinawang hidup
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 2:05 PM |
|
|
|
Gejala Muntaber + Keracunan Obat = Cinta ?? |
Hidup itu penuh kejutan. Itu semua orang tahu. Makanya saya suka heran dengan orang yang bosan dengan hidupnya sendiri. Bosen dengan rutinitas bolehlah, tapi dengan hidup? Saat kemarin-kemarin saya bener-bener disibukkan dengan tumpukan dan timpukan pekerjaan tan ana kendate alias yang tak brenti-brenti, Eh Gusti Allah menyunggingkan senyum di bibir saya dan istri saya dengan cara yang unik.
God works in mysterious ways. Itu semua orang juga tahu. Tapi jarang yang mengaplikasikannya saat tertimpa musibah. Seringnya malah ngumpat-umpat yang jelas gak menyelesaikan apa-apa.
Ceritanya, bini saya yang masih terpisah jauh dengan suaminya itu merasa seperti mau flu. Flu adalah penyakit biasa bagi istri saya. Makanya bini saya langsung meminum obat flu langganannya.
Selang beberapa lama, perasaan kantuk saat bekerjapun datang. Oke, ngantuk saat kerja memang biasa. Yang ndak biasa adalah ternyata rasa itu bukan rasa kantuk tapi lantaran kelopak dan seluruh bagian wajah bini saya membengkak! Sehingga terasa berat layaknya orang mengantuk.
Apa kabar saya di ribuan kilometer jaraknya dari gorontalo?
Muntah. Buang Air Besar. Minum Air Putih. Mencoba Makan. Lalu, Muntah. Buang Air Besar. Minum Air Putih. Mencoba Makan. Lalu, Muntah. Buang Air Besar. Minum Air Putih. Mencoba Makan. Lalu, Muntah. Buang Air Besar. Minum Air Putih. Mencoba Makan. Lalu, Muntah. Buang Air Besar. Minum Air Putih. Mencoba Makan. Lalu, Muntah. Buang Air Besar. Minum Air Putih. Mencoba Makan.
Selama tiga hari!
Di tengah sakit saya, saya berpikir. Apakah wanita yang paling saya cintai bisa ikut merasakan apa yang saya rasakan di dalam dada saya saat ini???
Ya tentu saja bisa!!! Wong sama-sama sakit!!!
Istriku, MMS yang kau kirimkan itu memang mengingatkanku akan wajah TKW yang disiksa majikannya. Tapi aku kenal wajah di MMS itu. Itu Kamu, cinta! Aku mencintaimu.....
NB: Buat Bini, bisa gak berhenti ngirim MMS wajah bengkakmu sambil bertanya apakah aku tetap mencintaimu dengan kondisi seperti itu??? Mengerikan.... Huahahahaha
Labels: bini, cinta, ndeso
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 11:09 AM |
|
|
|
Bini: "Kok gak ngeblog? Sibuk pacaran lagi ya?" |
Oke, saya memang lama sekali ndak ngeblog di sana-sini. Maksud saya, selain ndak ngeblog di internet, saya juga absen ngeblog di intranet instansi kantor saya. Sibuk sih enggak, tapi sibuuuuuuuuuuuuuk banget iya!
Belakangan bini juga nanyain kenapa ndak ada postingan baru. Lha saya kan ngungun alias bingung, wong ya komunikasi lewat ponsel lancar kok masih butuh jlentrehan abab saya dalam bentuk tulisan di blog?
Ternyata alasannya simpel. Kalo SMS atau nelpon saya ndak akan bisa ngeluarin kata-kata ndakik-ndakik tinggi apalagi romantis. Wong meski suami-istri kami ini punya julukan masing-masing yang hangudubilah noraknya. Panggilan kambing dan monyet kan gak ada romantis-romantisnya tho??
Oke saya ngeblog lagi.
Selain karena kesibukan saya juga lantaran jaringan internet yang belakangan susah sekali saya dapati. Sibuk apa sih saya?
Saya dan bala kurawa saya membentuk tim khusus yang terdiri dari para bujangan ataupun bujang geografis mempersiapkan moderenisasi kantor saya. Ke depan, secara bertahap semua kantor instansi saya bekerja akan ada embel-embel moderen. Dus kantor saya yang sekarang ini masih kantor tradisional.
Kenapa dipilih tim yang anggotanya bujang? Hal ini dilakukan karena kepraktisan saja. Ndak ada urusannya dengan gender lho ya, mbak? Sudah seminggu ini saya tinggal di kantor mengerjakan beberapa agenda menyambut persiapan moderenisasi tersebut. Bukan hal yang gampang.
Memaparkan data ternyata tak semudah yang saya bayangkan masa kuliah atau SMA dulu. Misalnya, jika saya seorang kepala desa lalu disuruh ngitung jumlah penduduk miskin selama beliau bertahta harusnya kan gampang saja tho? Tapi prakteknya ndak demikian. Ada etika birokrasi. Ini sih bisa-bisanya saya saja ngelambe dengan kata: etika birokrasi!
Nah, sebagai pembantu lurah saya harus memperhitungkan data yang akan saya paparkan nantinya tidak akan membuat Pak Camat marah ataupun Pak Bupati tiwikrama ngamuk kebakaran jenggot. Dus artinya saya harus membuat data tersebut nampak cantik.
Kata cantik di sini berarti jumlah orang miskinnya harus sesedikit mungkin. Namun tak selesai sampai disitu. saya juga harus memperhitungkan bahwa angka yang sedikit itu harus sudah termasuk angka fiktif yang nantinya akan menambah kantung harta Pak Lurah dari Tunjangan Beras Miskin. Itu baru satu contoh.
Namun saya bukan pegawai kelurahan. Silakan imajinasikan sendiri kira-kira kesulitan apa yang dihadapi oleh petugas pajak bodoh macam saya!
Eh sudah baca ini? Alhamdulillah akhirnya tunjangan kami naik. Banyak yang protes dan yang setuju tentunya cuman kami-kami ini. Yang protes tentu saja terlalu terbiasa melihat pegawai departemen keuangan apalagi pegawai pajak yang hidup serba mewah. Padahal di kantor saya jangankan mobil, wong sepeda motor dinas saja pada berebutan lho.
Artinya, nggak semua pegawai depkeu itu tajir! Bahkan saya sendiri sering nunggak mbayar listrik dan kontrakan. Begitu juga dengan pengalaman temen-temen sejawat saya di kota-kota lain. Ya buat kami-kami ini yang bersedia bekerja mengabdi di luar kota-kota besar sak-Endonesia tentunya kurang menarik buat para orang tua untuk dijadikan mantu.
Entah kemana saat ini kesan bahwa mendapat menantu Pegawai Pemda lebih baik nasibnya dari pegawai Depkeu. Hahahaha.. jika kawan saya yang barusan gagal nikah gara-gara masalah di atas mbaca ini, kacaulah saya!
Lalu apa timbal balik dari moderenisasi yang otomatis dibarengi dengan penambahan penghasilan? Harapannya sih profesionalisme dan kebersihan di tempat kerja. Ya beberapa teman di kantor moderen sering mengeluh karena semenjak beralih ke sistem moderen, mereka ndak bisa lagi memeras Wajib Pajak!
Komentar saya cuman: "Hah? Orang macam anda ternyata rakus uang juga?? Waduh!!". Lalu saya dapati rumah mewah rekan sejawat saya itu, mobil-mobilnya dan barang-barang lain yang tak saya miliki. Itu takkan bisa dia beli dengan gajinya seumur hidup. tapi dia bisa.
Lain lagi dengan teman saya yang justru sedikit mendapat hidayah (tanpa nonton sinetron Hidayah) lantaran masuk ke kantor moderen. Dia pernah sms: "kalo dengan penghasilan segini mah gue gak perlu nyari dari Wajib Pajak!!!". Lumayan positif-lah...
Saya percaya, bahwa sekeren apapun sistem dibuat oleh manusia tentunya ada loophole yang dimana akan tetap saja bisa menjadi celah bagi oknum yang kurang bertanggung jawab untuk melawan sistem. Itu lain soal... Toh ada sanksi dan punishment. Soal nanti sanksi jarang ditegakkan itu juga lain soal lagi.
Ya hidup memang tak hanya hitam dan putih saja. Ada banyak warna dan nuansa. Dan saya, insya Allah, akan tetap berusaha semeleh berserah diri dengan segala Ketetapan Gusti Kang Murbeng Dumadi, Allah SWT! Aamiin....
Jadi tidak ngeblognya saya lebih karena kesibukan atau jaringan internet yang tidak mendukung. Bukan lantaran punya pacar baru!!!!
Labels: bini, blog, cinta, hukum, moderen, pemerintah, sawang-sinawang hidup, sugih tanpa banda
baca selengkapnya..
|
ditulis oleh
bangpay
@ 10:11 AM |
|
|
|
|