Jika ada gadis tersenyum padamu, jangan langsung mikir dia naksir padamu,
Jika ada anak kecil menangis, belum tentu dia minta diselamatkan dan dibawa pergi dari rumah orang tuanya,
Jika ada orang perlente, rumah mentereng, mobil beken, belum tentu dia orang kaya (bisa jadi kaya utang),
Jika ada orang yang semangat bikin batu bata dan genting dari lumpur Lapindo, bukan berarti dia menganggap lumpur itu sebagai berkah dan ia bahagia karenanya,
Jika ada orang tampil gaya, mbois dan keren dan diembel-embeli kata "pakar" di bawah namanya, opo yo sampeyan langsung manthuk-manthuk setuju dengan kepakarannya?
Itu kan sama saja nanya:
"Kenapa make dasi dan jas tapi ngeluh endonesia panas?"
Lalu jika anak-anak kecil berenang dengan riang saat Plestesiyen-nya kerendem aer, atau saat ibu-ibu senyum rame-rame lantaran baru pertama kali kesorot kamera, opo yo pancen lantaran ndak menderita karena banjir? ndak sedih?
NB: judul diatas bisa diartikan: "Ical loses his mind", halah!
Labels: banjir, ical, lapindo
baca selengkapnya..
|