Sebagai "bujangan", dan merantau tentu mau tak mau harus berburu dan meramu dalam hal makanan. Di tanah kie raha ini saya lebih suka makan di warung karena bisa saya pilih sesuka hati saya menurut pangrasan saya sendiri.
Nah tadi malam saya bareng teman saya yang sama-sama perantauan iseng beli jajanan di swering yaitu kawasan pinggir pantai kota ternate yang isinya penjual makanan melulu.
Pertama kami ke video eazy mengembalikan pinjaman VCD smallville pinjeman temen saya itu. Setelah itu saya makan bakmi goreng di pinggir pantai. Jelas nggak mutu dan nggak bergizi meski saya tambah dengan sepiring nasi. FYI, saya sudah ketularan porsi makan orang maluku! Bisa tiga kali lipat porsi makan priyayi jawa!!!
Dengan perut njembling dan kekenyangan kami berjalan perlahan menuju tempat tinggal kami. Lalu melihat gerobag penjual donat, di gerobagnya tertulis: "Donat kentang asli tegal"
Yang membuat kami tertarik adalah: yang asli tegal itu donatnya atau penjualnya? donat dari kentang? kami masih bisa menampungnya... ntar malam juga lapar!
Setelah membeli donat kentang asli tegal bikinan orang pemalang, jawa tengah itu, kami kembali berjalan. Ha kok hujan turun dengan deras tanpa aba-aba atau teriakan "satu, dua, tiga yak!!" lho!!! Terpaksa kami berteduh di bawah atap tukang martabak. Melihat martabak yang lain dari yang lain, kami memutuskan untuk membelinya juga. Alasannya: gak enak kalo cuman berteduh... makanan asin diselingi manisnya donat boleh juga buat orang di rumah jugalah!!
Martabak telor yang dijual memang tidak lazim (minimal buat saya dan teman saya). Dagingnya berupa daging sapi yang direndang, makanya bernama martabak padang. Cara menggorengnya pun lain. Bukan berenang dalam minyak panas, namun seperti cara pengolahan roti bakar bandung!! Dijamin kandungan minyaknya sedikit. Minimal dibanding dengan martabak lain. Yang saya heran kenapa martabaknya menjadi bernama martabak padang mesir? Sesampainya di rumah, kami cuma bisa mengelus perut kami. Rupanya teman kami yang lain membeli martabak manis....
|