Itu sms dari bini saya pagi tadi. Saya masih baru saja bangun tidur dengan badan remek-remek semua gara-gara baru pulang dari manado. Saya terhenyak. Lebih terhenyak lagi saat bini saya terlihat begitu kuatir akibat gempa 5,9 skala richter itu.
Bini saya itu punya banyak temen bekas satu SMU-nya yang kuliah di kota gudeg tersebut. Dan sampai siang tadi rupanya belum juga bisa menghubungi temen-temen di yogya (termasuk saya). Beruntung kemudian salah seorang teman saya bisa menghubungi saya via telpon selular. Teman saya yang tinggal di deket kampus UII itu tidak mengalami cidera yang parah, hanya bathuknya saja yang lebam tertimpa genteng rumah kontrakannya.
Saya jadi mikir. Diantara semua penduduk yogya itu kan ada yang blogger juga. Nah, apa kabar mereka semuanya? Semoga baik-baik saja.
Saya turut merasa prihatin dan ikut bersedih atas musibah gempa yang terakhir saya dengar telah menelan puluhan korban meninggal dan seribu lebih korban luka-luka. Semoga kita semua bisa lebih belajar lagi bersikap menjadi manusia. Misalnya dulu mereka yang cuma bisa ngomong saat tsunami melanda aceh, mungkin sekarang buat mereka yang selamat dari gempa bisa mempraktekkan apa yang dulu mereka omongkan tentang "penanganan pasca bencana".
Manusia kan tugasnya belajar tho?
"Bumi gonjang ganjing langit kelap kelip..." begitu ucap teman saya yang di jogja dengan sense of humor nya yang gak juga ilang. Mungkin justru dia sedang bertindak rasional. Kapan humor sangat diperlukan kalo tidak saat serius dan carut marut kacau balau seperti saat sekarang?
Sedikit dari kita mampu melontarkan humor cerdas saat terjepit. Orang-orang macam begitulah yang secara cerdas mampu membius lingkungan sekelilingnya agar tetap tabah dan menularkan kegembiraan (minimal senyuman) kepada manusia lainnya. Namun seringkali pelawak musiman begitu sering dibungkam, di-ssstt-in, di-husss-kan, dilarang untuk berhumor.
"Wong lagi susah begini kok malah ndagel??"
Bukankah dagelan itu justru perlu di saat tegang? Ah sudahlah... Jadi teringat teman-teman yang mati-matian berusaha melawak di tenda-tenda darurat pasca tsunami aceh tahun 2004 lalu.
Buat orang-orang jogja dan sekitarnya: "Keep smiling Jogja!!!"
|