Sampeyan sering kesel dengan gerombolan mas-mas atau mbak-mbak yang door-to-door jualan barang??
Ha mbok jangan kesel dulu... wong mereka juga cuman nyari sesuap nasi dan segenggam berlian lho... Mbok kalo sempet ya kasih perhatian yang lebih baik. Jangan pasang tampang mbesengut van tidak bersahabat begitu melihat mereka di balik pintu.
Kisah ini sudah lama dan kebetulan saya menyimpan hasil jepretan saya ini. Ceritanya ada gerombolan mas-mas datang ke kantor saya membawa berkardus-kardus yang isinya ternyata kompor minyak tanah. Baik yang 10 sumbu maupun yang 20 sumbu.
Oleh bos kecil saya mereka dijanjikan agar datang lagi keesokan harinya agar sekalian demo keunggulan produk mereka di depan ibu-ibu yang akan ber-arisan besok. Karena barang yang mereka bawa begitu banyak, mereka hendak menitipkan sebagian bawaan mereka di kantor dan datang lagi besok.
Barang-barang itu disimpan di ruang rapat dan kebetulan saya ada disitu (maaf saya banyak menggunakan kata "kebetulan" meski saya tidak percaya adanya kebetulan di dunia ini). Mereka langsung numpang ngadem di ruang rapat berhubung ternate sedang dipanggang. Mereka memang bagaikan tentara berani malu betul. Di sela ngaso istirahat mereka kok ya tanpa kenal lelah mencoba merayu saya lho.
Jelas pendidikan marketing instan yang mereka dapat beberapa minggu itu belum mereka terapkan dengan benar. Apa pasal? Pertama: saya laki-laki, jelas bukan merupakan pangsa pasar yang pasti. Dua, meski saya butuh kompor, apa iya saya mau repot2 beli di kantor?? Tiga, saya hidup di ternate sebatang kara dan hidup dari menjajah satu warung makan ke lainnya. Dan semua data itu sudah saya jlentrehkan dengan sejelas-jelasnya kepada mereka sesaat sebelum mereka membusakan mulut mereka.
Ning saya cuma bisa mendengarkan celoteh mereka.
Saya iseng melihat-lihat produk mereka sebagai penghormatan kepada mereka, lalu ada yang menarik. Dengan kamera andalan saya, saya secara sembunyi2 menjepret produk mereka.
Betapa canggihnya bangsa saya....
Kompor minyak tanah bersumbu 20 dikemas sedemikian rupa hingga kelihatan jos gandos dan top markotop itu dengan bahasa inggris yang canggih ndakik-ndakik kok ya tetap membumi pada keasliannya dan mengakar pada bumi pertiwi lho...
Ha mereknya "geni" gitu lho.... geni itu kan dalam bahasa indonesia berarti "api"!!!
Ha kalo yang mereknya mirip-mirip kosa kata jepang itu gimana ya???
|
Pernah didatengin rombongan mas-mas, mbak-mbak sales yang muji-muji sampeyan, meski sampeyan belum mandi seharian, nggak bang?