babunegara works with microsoft forntpage

jjjjj

 

babunegara ngeblog!: Gak lucu atau mencobanya. Gak mutu atau maksain untuk itu. Bukan terobosan hebat karena blog ini hanyalah bukti saya lebih sering nganggur dibanding pegawai lain.

bangpay: Seorang anak, suami, kakak, sahabat dan rekan kerja. Tinggal dan bekerja di Ternate sebagai priyayi KORPRI di sini. Pecinta oblong, celana setengah tiang dan topi yang hidup bagai kecoa.

 

make|blog|not|war

 

profil bangpay

langganan pake RSS? (opo kuwi?)

 

 
 
Friday, April 20, 2007
Warung Padang "Ojo Lali"

Kemarin, ditemani junior saya, saya menyantap makan siang di sebuah warung makan yang cukup aneh. Kadar keanehan memang beda-beda bagi tiap orang tapi menurut saya hal ini cukup aneh sehingga harus saya masukkan ka dalam blog ndak jelas ini. Lagipula blog ini kan memang berisi hal-hal yang ndak jelas.



Jika sampeyan lihat gambar di atas ini dan bisa membaca kata demi kata yang tertera di spanduk milik warung makan yang saya maksud akan melihat betapa Endonesia sudah menjadi bangsa yang cukup toleran. Minimal di bidang kuliner kita sudah cukup toleran.

Ya bagaimana kami ndak tertegun di depan warung membaca tulisan "Warung Ojo Lali, Masakan Padang"? Wong biasanya warung padang itu bernama "bundo kanduang", "minang putra", "simpang tiga" atau lainnya. Lha ini kok bernama "Ojo Lali"???

Benarlah dugaan kami begitu kami memasuki warung tersebut langsung mendapat uluk-salam dari mas-mas yang menjaga di pintu depan dengan kalimat: "Monggo mas...". Jelas ini bukan orang padang.

Yang bikin heran adalah: Apakah masing-masing dari kita dibekali dengan aplikasi pengenalan wajah yang ber-output sangat SARA? Beberapa kali saya menjumpai kalimat seperti: "ini dilihat wajahnya pasti orang jawa" atau malah yang parah: "Kalo dilihat wajahnya sih paling bukan muslim..". Tapi untuk kali ini Mas yang menjaga warung "Ojo Lali" ini patut mendapat nilai seratus mengenali daerah asal kami.

Setelah duduk di salah satu meja, kami makin terheran-heran betapa dalam daftar menu tersebut telah terjadi kawin silang antara masakan padang dan masakan jawa. Ini tentunya bukan sembarang strategi marketing. Dimana diharapkan warung tersebut bisa menjaring penggemar dua jenis masakan sekaligus.

Dan yang paling menarik buat saya adalah di jajaran menu tersebut menyembul sebuah masakan yang saya sukai dan kangeni lantaran sangat jarang ada di ternate. Masakan yang di jawa disebut urap (kalo banyumas menyebutnya dengan kluban) ini setelah saya cicipi ternyata mak nyuss. Sangat mirip dengan masakan ibu saya.

Fuad, teman makan saya kali ini mulanya takut mencicipi urap tersebut akhirnya mau mencobanya setelah saya bilang bahwa masakannya khas jawa dan bukan dimasak dengan metode ternate. Sehingga cita rasa njawani-nya tetap terasa.

Akan halnya masakan padang yang disediakan, berdasarkan rendang yang saya makan, dapat disimpulkan masakannya sangat padang! Dan sambalnya bener-bener bikin tobat, tobat sambal tentunya!

Kawin silang di bidang kuliner sangatlah banyak. Di Ternate saja penjual martabak bandung dan bangka adalah orang-orang dari sumatra barat. Penjual masakan padang banyak yang ternyata berasal dari solo. Penjual coto makassar ternyata banyak yang berasal dari Lamongan atau Pasuruan.

Hal di atas mungkin tak begitu aneh buat sebagian orang, tapi kalo warung padang yang nekat memakai nama jawa, ini baru aneh!

Bagaimana di tempat sampeyan?

Gambar: diambil menggunakan kamera ponsel Motorola V3

Labels: ,

ditulis oleh bangpay @ 9:38 PM  

8 Komentar:
Post a Comment
Teras Rumah
 

HALAMAN|DEPAN

 

TEMPAT|CUAP-CUAP

 

nama :
rumah :
omongan :
 
:) :( :D :p :(( :)) :x

TULISAN|SEBELUMNYA

ARSIP|LAMA

 

 

 

| Pengunjung | Feeds | Technorati | Oggix | Photobucket | Imageshack.Us | Kampungblog | Blogger | Blogfam | RSS | Kelakuan |

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia