babunegara works with microsoft forntpage

jjjjj

 

babunegara ngeblog!: Gak lucu atau mencobanya. Gak mutu atau maksain untuk itu. Bukan terobosan hebat karena blog ini hanyalah bukti saya lebih sering nganggur dibanding pegawai lain.

bangpay: Seorang anak, suami, kakak, sahabat dan rekan kerja. Tinggal dan bekerja di Ternate sebagai priyayi KORPRI di sini. Pecinta oblong, celana setengah tiang dan topi yang hidup bagai kecoa.

 

make|blog|not|war

 

profil bangpay

langganan pake RSS? (opo kuwi?)

 

 
 
Wednesday, November 15, 2006
Ethok-ethok hora kethok
SAYA sebagai manusia sontoloyo yang suka sok bijak dan sok lucu secara bersamaan (namun seringnya malah jadi wagu tur ora lucu), percaya bahwa semua hal itu bermata dua. Segala prinsip hidup, motto atau kata bijak bisa bermakna ganda. Sesuatu yang ditujukan untuk hal-hal yang baikpun bisa jadi senjata pembunuh massal atau penghancur aqidah.

Sampeyan seperti manusia macam apapun di dunia pasti akan tiba pada suatu saat dimana kita kok tansah eling (selalu ingat) kata-kata seseorang yang kita anggap mumpuni dalam menjalankan suatu bidang kehidupan. Karena ndak ada seseorang yang bisa kita temui dan masuk kategori sukses dalam segala hal termasuk sukses dalam urusan yang tak kasat mata. Ndak ada yang macam begitu tho? Makanya kita belajar memilah-milah, oh kalo urusan kesehatan mah Pak Anu tuh TOP MARKOTOP, tapi untuk urusan ternak ayam mah si Abah Anu yang JOS GANDHOS!

Ethok-ethok ora kethok. Itu yang diajarkan oleh Pakdhe saya beberapa tahun lalu saat saya masih duduk di bangku SMA. Kalimat tersebut mempunyai terjemahan bahasa Indonesia: Pura-pura tidak kelihatan.

Manusia nyentrik yang saya panggil Pakdhe itu memang tidak ada hubungan darah dengan saya namun hubungan kami sudah seperti Pakdhe dengan ponakan yang kurang ajar. Pakdhe saya ini sehari-harinya keluyuran di pasar wage di kota purwokerto. Seringnya di bagian belakang yaitu dibagian penjualan barang-barang bekas.

Dia lebih keliatan sebagai pengangguran yang bosen di rumah sehingga nongkrong di pasar. Ya anggapan macam begitu memang gak bisa disalahkan. Tapi ternyata salah satu anak beliau ini kuliah di luar negeri dan dua anaknya sudah menjadi dokter, yang satu di jambi, satunya di surabaya.

Belakangan saya tahu kalo beliau ini orang yang sangat berkecukupan dari segi materi, namun dia ndak kerasan hidup begitu. Makanya dia kembali ke kota kelahirannya dan menjalani hidup a la bohemian.

Pakdhe saya ini dulu suka minta dianterin buat nonton ebeg alias kuda kepang di desa anu, lain waktu dia nyuruh saya nganter nonton wayang suket yang semua wayangnya dibuat dari rumput-rumput kering. Pernah juga ngajak saya nonton kesenian ronggeng banyumasan. Dan kesenian banyumas yang paling ia sukai adalah kesenian begalan.

Begalan yang berasal dari kata begal yang berarti perampok adalah kesenian sendratari khas banyumasan. Kesenian ini biasa ditampilkan saat ada acara ngantenan/ pernikahan. Saya ndak begitu ngerti sih makna begalan itu sendiri, suka puyeng mengkorelasikan antara pernikahan dan perampokan.

Namun saya dan teman saya menyimpulkan dua hal. Pernikahan biasanya menyebabkan pengantin perempuan harus hengkang dari rumah orang tuanya menuju rumah baru. Nah kejadian itu kan sering dianggap sang pengantin laki-laki merampok si perempuan dari rumah orang tuanya. Lha analisa kedua, begalan menggambarkan kesiapan sang pengantin laki-laki dalam menghadapi kehidupan berumah tangga, segala hambatan yang ada digambarkan dengan bencana perampokan. Banjir, gempa, atau kebakaran kan pada intinya juga kayak merasa dirampok tho??

Tapi ndak usah dijadiin pegangan, wong itu cuman analisa dua anak kecil yang mbuh-mbuh-hora-weruh (gak jelas, pen) kok!

Intinya Pakde saya yang hidup mblangsak mirip proletar sejati itu rupanya orang yang sangat kaya! Tapi gak mau keliatan kaya... Makanya beliau mengajarkan saya agar makin merunduk setiap hari.

Ning saya yakin, kebanyakan bangsa Endonesia sudah menjadikan prinsip "ethok-ethok ora kethok" sebagai prinsip paling utama dalam hidupnya. Pak Lurah pura-pura gak ngerti saat dikasih amplop saat ngukur tanah, padahal dia yang matok harga. Maling pura-pura kaget ada pencurian malah lalu ikut bengok-bengok (teriak-teriak, pen) maling. Pembunuh dengan bantuan media pers nlungsumi jadi orang yang sukses dan tak bersalah sekaligus teraniaya. Dan masih banyak lagi....

Ya itulah. Ibarat pisau bisa sampeyan gunakan buat ngupas timun (yang di ternate harganya dua ribu perak satu buahnya) atau bisa juga buat nusuk perut orang yang sampeyan benci.

Keterangan:
Nlungsumi adalah istilah bahasa jawa untuk menyebut proses pergantian kulit tubuh yang dilakukan oleh ular, ular melakukan pergantian kulit ini jauh lebih ekstrim dari hewan lainnya yaitu seluruh kulit tubuhnya dilepas seperti halnya kita melepas baju kita.

ditulis oleh bangpay @ 10:55 PM  

4 Komentar:
Post a Comment
Teras Rumah
 

HALAMAN|DEPAN

 

TEMPAT|CUAP-CUAP

 

nama :
rumah :
omongan :
 
:) :( :D :p :(( :)) :x

TULISAN|SEBELUMNYA

ARSIP|LAMA

 

 

 

| Pengunjung | Feeds | Technorati | Oggix | Photobucket | Imageshack.Us | Kampungblog | Blogger | Blogfam | RSS | Kelakuan |

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia