babunegara works with microsoft forntpage

jjjjj

 

babunegara ngeblog!: Gak lucu atau mencobanya. Gak mutu atau maksain untuk itu. Bukan terobosan hebat karena blog ini hanyalah bukti saya lebih sering nganggur dibanding pegawai lain.

bangpay: Seorang anak, suami, kakak, sahabat dan rekan kerja. Tinggal dan bekerja di Ternate sebagai priyayi KORPRI di sini. Pecinta oblong, celana setengah tiang dan topi yang hidup bagai kecoa.

 

make|blog|not|war

 

profil bangpay

langganan pake RSS? (opo kuwi?)

 

 
 
Monday, August 28, 2006
Pi'i bicara budaya
Saudara-saudara saya yang saya hormati, berhubung hari semakin siang dan panasnya cuman beberapa level dari kompor tukang goreng, maka saya berjanji ndak akan lama-lama dalam berbicara. Lagipula apalah artinya orang macam saya (yang notabene cuman sampeyan2 ini yang nyebut saya sebagai budayawan) bicara banyak tentang budaya?

Ndak perlu saya ngomong banyak tentang definisi tentang budaya, namun seperti yang saudara-saudara tahu, budaya itu hasil kreasi manusia. Okelah sampeyan bilang (dan memang benar) bahwa semuanya kan ciptaan Tuhan, namun yang saya maksud disini adalah pakemnya. Tentang bagaimana cara sebuah kebudayaan dilakukan itu adalah menurut udelnya manusia semata. (jadi budaya itu bukan sebuah religi). Tentang kalo main ebeg itu pake kuda-kudaan yang lalu dinamakan kuda lumping.

Padahal kan bisa tho pake sepeda motor tiruan? Namun tentunya akan ketahuan kalo budaya sepeda motor lumping bukan budaya nenek moyang lantaran sepeda motor belum begitu lama dikenal di endonesah. Namun kemungkinan akan munculnya budaya sepeda montor lumping tetap ada, ini namanya kebudayaan turunan.

Apakah ada kebudayaan turunan? Wah sebenarnya dimana-mana ada... wong sebenarnya kebudayaan moderen kan perkembangan/ turunan dari budaya lama. Sampeyan tahu campursari yang sering sampeyan sebut budayanya orang jawa? Lha tahun 80-an kan belum ada itu... Lagian jaman ronggowarsito kan belum ada organ ataupun gitar elektrik!

Mau kemana sebenarnya saya bicara ini?

Biarlah generasi muda ini yang peduli dengan kebudayaan bangsanya bebas mengekspresikan kebudayaan dengan versi mereka. Jangan yang muda bikin acara besar bertema festival kebudayaan lalu para orang tua cuman datang dan mencibir sana-sini. Wah... nak bukan begitu.. yang sesuai pakem tuh gini lho... Atau "wah... kualat kamu nari tarian Pi'i gandrung kok begitu.."

Nah kalo orang-orang tua semuanya begitu bagaimana anak-anak muda mau ikut nguri-uri kebudayaan nenek moyangnya (bukan berarti kakek moyang tak berbudaya).

Lalu bagaimana dengan identitas asli sebuah kebudayaan jika masing-masing personal boleh seenak udelnya sendiri mengapresiasikannya? Takutnya nanti tari Pi'i Gandrung malah mirip goyang ngebornya Inul bagaimana hayo?

Ya tentu saja seorang seniman takkan sembarangan mengadaptasi nama sebuah kesenian tanpa mempertimbangkan hal-hal semacam: mirip gak sih dengan tarian aslinya?

Makanya jangan heran kalo dalam kenyataan ada tari Pi'i gandrung kontemporer kreasi Pi'i Sudjatmiko, atau Tari Pi'i Gandrung Perjuangan kreasi Lelananging Wana (laki2 hutan). Yang jelas kita atau saudara mengerti bagaimana tari Pi'i Gandrung yang asli.

Yang namanya kebudayaan itu berkembang saudara-saudara! Dan gak usah mikir jauh, wah jangan-jangan nenek moyang akan marah tarian bikinan beliau diobrak-abrik begitu. Ha wong nenek moyang yo ndak ndulit lho! (di indonesia sering salah kaprah dalam memperlakukan nenek moyang sama dengan genderuwo!!)

Jadi saudara-saudara, nikmati kreasi yang disajikan dan hidup kebudayaan Endonesia!!!!

ditulis oleh bangpay @ 6:43 PM  

5 Komentar:
  • Pas Tuesday, August 29, 2006, Anonymous Anonymous bilang

    Setujuuuuuuuu..baru kali ini nemu orang yang punya pikiran kayak gini. Budaya ya budaya, sejarah ya sejarah. Kalau memang sama kenapa dipisahkan menjadi kosakata yang berbeda.

     
  • Pas Tuesday, August 29, 2006, Anonymous Anonymous bilang

    Sedap iki Bang!!!
    Tapi ra setuju nenek moyang ku genderuwo...nenek moyangku jarene pelaut, yang jenggotnya panjang seperti tali :D
    Blogdrive njengking ki ...

     
  • Pas Saturday, September 02, 2006, Anonymous Anonymous bilang

    weh... top tenan tulisane... :)
    kebudayaan memang harus beradaptasi mengikuti perkembangan jaman. kalau tidak nanti bisa seperti dinosaurus itu loo... punah...

    * ngawur.com :P

     
  • Pas Tuesday, September 05, 2006, Anonymous Anonymous bilang

    iso sugeh yen pns kados panjenengan :)

     
  • Pas Tuesday, September 05, 2006, Anonymous Anonymous bilang

    lha iya, budaya itu hasil budi-daya manusia. ya olah pikir lah, biasanya jawaban atas kegelisahan manusia dengan kondisi alam. lha tapi, ketika muncul istilah nguri-uri kabudayan, piye ya? ini kemudian bicara batasan kali ya.
    Siapa yang bisa menentukan batasannya? batas merusak dan batas merombak, gak keliatan. :D

     
Post a Comment
Teras Rumah
 

HALAMAN|DEPAN

 

TEMPAT|CUAP-CUAP

 

nama :
rumah :
omongan :
 
:) :( :D :p :(( :)) :x

TULISAN|SEBELUMNYA

ARSIP|LAMA

 

 

 

| Pengunjung | Feeds | Technorati | Oggix | Photobucket | Imageshack.Us | Kampungblog | Blogger | Blogfam | RSS | Kelakuan |

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia