Saat ini badan saya agak panas. Idung meler. Mata berkaca-kaca. Balung-balung (tuilang) yang menegakkan tumpukan daging saya terasa pegel linu. dan terasa lemas tak bertenaga.
Nampaknya saya akan sakit.
Jika tiba pada hari ulang tahun, maka yang terlintas di kepala saya adalah jalan terjal berbatu, gersang, berliku dan bergelombang menanti saya di depan. Gak bikin semangat memang. Buktinya, tarohlah sampai sekarang saya masih bisa menjamin bahwa saya makan hanya dari uang gaji saya, namun jika ingat masa depan, semakin ragu saya dengan diri ini. Hambatan demi hambatan, rintangan demi rintangan.
Namun jika saya menengok ke samping saya kini, jalan di depan itu memang masih nampak gersang dan sebagainya, namun perjalanan ke sana akan terasa lebih indah karena di samping saya ada seseorang. Seseorang yang sama-sama dicap aneh karena tak bercita-cita kaya (dengan menjadi pegawai depkeu). Seseorang yang mampu bertahan meski saya menyebalkan seperti desingan nyamuk di malam hari saat tak bisa tidur karena gigi sakit. Seseorang yang mampu tak hanya menginjakkan kakinya ke hati saya namun juga tumbuh dan berkembang disana.
Berapa usia saya itu ndak penting tho? Jerawat satu-dua masih tumbuh di wajah saya sehingga membuat saya berani ngaku-ngaku masih ada sedikit sisa ABG-nya. Dandanan baju yang tak berubah sejak jaman SMP yang berupa sandal, celana pendek di bawah lutut, kaos oblong dan topi, membuat saya masih bisa nyombong bahwa saya masih tetap si Pi'i yang dulu.
Namun saya juga tua jika dilihat apa yang saya hadapi setiap hari. Belenggu uang dan kekuasaan membuat saya lebih tua sepuluh tahun lebih. Rambut-rambut imajiner saya mulai memutih untuk akhirnya jatuh terpana oleh gravitasi. Kulit-kulit lamunan saya sendiri mulai mengeriput dan kendur di sana-sini. Otak bohongan saya mulai tumpul dan makin tidak peka.
Saya tak mengharap panjang umur saat ini. Saya hanya bisa berujar bahwa rentang waktu antara kelahiran saya sampai dengan detik ini itu sangatlah cepatnya dan begitu banyak yang sia-sia. Karena itu saya takut jika saya meminta umur lebih panjang lagi maka saya semakin lengah dan bukannya makin tanggap ing sasmita.
Harapan saya adalah, sisa umur saya ini bisa bermanfaat dan makin bijak dalam menjalani hidup.
I love you, bini!!!!
NB: buat ucapan baik lewat SMS, telpon, email, message di friendster, coretan di shoutbox blog atau dimanapun saudara berada, baik yang tepat waktu atau kecepetan (bini saya aja kecepetan sehari!), saya matur nuwun pisan. Mulai sekarang ingat, saya ultahnya bareng sama kelahirannya Bung Karno. |
Loh bang...Tanggal 5 atau tanggal 6 jadinya? Soekarno itu tanggal 6 loh.
Btw, met ultah lagi deh. Moga nggak jadi sakit, tetep "lurus", baik-baik sama mbak-nya, cepet dapet momongan, dan cepet bisa beli motor ya... :)