Oalah Gusti…. Opo ya Panjenengan itu rasis tho?
Tentu aja pertanyaan ini bakal diketawain kaum rohaniwan. Jangan dianggap serius pertanyaannya saya tadi. Itu emang gayanya saya kalo membuka suatu tulisan atau percakapan. saya sering sengaja menaruh kalimat kontroversial sebagai mukadimah.
Aya naon tho saya bisa nanya begitu? Ngunandika sih ngunandika tapi kok sampai mempertanyakan ke universalitas Tuhan lho. (meski Tuhan itu tidak universal pada hakikat-Nya, Ha yang menciptakan sifat universal kan Beliau!!)
Satu lagi korban kecupetan pola pikir manusia. Teman Paijo ini asalnya dari padang, dia menjalin tali kasih dengan seorang wanita asli ternate keturunan arab. Namun seperti kasus2 sebelumnya hubungan mereka pasti terbentur pada masalah bahwa perempuan arab tidak boleh menikah dengan yang non arab!!!
Dengan segala hormat saya yang selalu berpegang pada ayat yang menyatakan bahwa Allah tidak memandang pada wadag kasar alias jasmani kita, namun hanya melihat pada ketakwaan kita, saya tentu saja marah melihat hal ini. Memang keturunan nabi diberi kelebihan dari umat yang lain (bagi yang tidak percaya, ndak usah rewel dan jangan tanya saya apa kelebihannya!!), namun bukan berarti mereka boleh memandang rendah suku lainnya tho?
Apa sampeyan minta lahir sebagai bugis? Apa sampeyan minta lahir jadi orang banyumas dan gede disana lalu diolok2 teman sampeyan diluar banyumas? Apa sampeyan pernah meminta dilahirkan sebagai orang muslim?
Intinya, kadang kita terlalu menganggap tinggi diri kita. Keterlaluan dalam hal membenarkan tindakan kita. Terus kalo toh memang ada aturannya orang keturunan arab harus menikah dengan yang sama dengan keturunan arab, kenapa hal ini tidak diperlakukan juga pada lelaki keturunan arab, padahal jelas2 ada aturannya?
Tidak sampai di sini sodara-sodara!!!
Pernah denger orang bilang: ”Mas jangan cari orang sunda, semuanya mata duitan!!”
Atau nasehat yang bilang: ”Pokoknya usahakan meski kamu merantau jauh, cari istri di jawa saja!!!”
Atau belakangan saya mendengarnya langsung: ”Kenapa cari lelaki orang jawa? Orang jawa suka kawin lagi lho...” Saya heran karena kalimat itu muncul dari mulut orang yang manganggap hugel alias hubungan gelap itu normal dan menganggap orang yang beristri lebih dari satu itu aneh!!!
Kenapa menikah lagi itu nista sedangkan hugel itu wajar dan normal-normal saja??
Kenapa saya salah jika saya orang jawa?
Jangan gebyah uyah lah!!! Gebyah uyah itu menyamaratakan semua orang...
Temen2 yang pernah jadi sukarelawan di aceh paska tsunami banyak yang mengeluh sering mendapat perlakuan yang gak enak baik berupa perkataan, perbuatan atau tatapan kebencian dari penduduk asli aceh!! Apa dosa temen2 saya itu?
Kalau mereka merasa sering mendapat perlakuan gak adil dari TNI yang bertugas disana selama bertahun-tahun dan menganggap orang jawa-lah yang menjajah mereka di jaman yang katanya sudah merdeka, lalu kenapa menganggap semua orang jawa itu TNI? Apa mereka lupa ada juga orang jawa yang jualan nasi goreng disana!!??
Dan masih banyak contoh lainnya!!!
Belum lagi temen2 saya yang terlahir sebagai etnis tionghoa, apa salah mereka sehingga ada ejekan: ”kasihan ya, cantik2 kok jadi cina!!”. Yang mengejek itu ngakunya muslim, mereka mengagungkan muslim dan menganggap sesama muslim itu sodara. Tapi saat saya bilang temen saya yang tionghoa itu lagi cari calon suami malah pada ngomong: ”Iya sih, dia itu mualaf dan udah sah jadi muslim sekarang, tapi masalahnya dia itu cina, jo!!!”
Saya setuju dengan slogan kembali ke khilafah yang belakangan rajin didengungkan umat muslim di jakarta, makassar atau lainnya. Tapi ingat, gak semua penduduk indonesia itu muslim... rasul saja tidak mencari permusuhan dengan orang Quraysh sebelum mereka memusuhi terlebih dahulu. Dan Rasul pun menghormati setiap perjanjian yang dilakukan dengan orang-orang kafir demi kemaslahatan hidup masing-masing. (correct me if i am wrong, please!!)
Belakangan rencana saya menikahi pacar berantakan dan salah satu penyebab yang paling menyayat hati adalah karena saya orang jawa!!!! Pacar saya jadi kemaluan sendiri (kisinan, pen) sama saya karena kelakuan keluarga besarnya itu...
”Ya!! Aku orang jawa!!! Lalu aku salah, gitu??”